5.3 Wazîr at-Tanfîdz (Pembantu Bidang Administratif/Kesekretariatan)

Wazir (wuzara') at-tanfidz adalah para pembantu (mu'awinun) khalifah dalam bidang administrasi. Pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan khulafa' ar-rasyidin mereka disebut al-kâtib (sekretaris). Tugas mereka hanyalah tugas administrasi, bukan tugas pemerintahan, yakni membantu khalifah dalam urusan implementasi kebijakan, pendampingan, dan penyampaian kebijakan (penghubung) dari khalifah kepada instansi-instansi negara, maupun laporan dari instansi-instansi negara kepada khalifah. [1][2a]

Mereka membantu khalifah memonitor secara intens seluruh instansi negara agar segala bentuk koordinasi maupun instruksi antara khalifah dengan instansi-instansi tersebut dapat berjalan dengan optimal.

Dikecualikan dari kegiatan pemonitoran tersebut adalah pemonitoran terhadap al-kharijiyyah (departemen luar negeri) yang terkait hubungan internasional, dan terhadap amir al-jihad (amir jihad/pasukan). Hal ini karena pemonitoran khalifah terkait dua instansi ini biasanya membutuhkan delegasi-delegasi, dan ini merupakan wewenang khusus khalifah untuk menunjuk siapa yang mewakilinya. Wazir at-tanfidz bisa turut memonitor keduanya apabila diminta oleh khalifah.

Begitu pula wazir at-tanfidz dikecualikan dari kegiatan pemonitoran terhadap umat, karena ini bagian dari pemeliharaan dan pengaturan urusan yang bukan kewenangan mereka. [2b]

Terdapat banyak nash hadits yang menerangkan keberadaan para katib/wazir at-tanfidz ini pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam maupun khulafa' ar-rasyidin, dalam berbagai urusan administrasi kenegaraan, di antaranya sebagai berikut.

1. Hadits-hadits tentang Perjanjian Hudaibiyyah:

... Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil seorang penulis ... (HR al-Bukhari)

... Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil Ali bin Abi Thalib, lalu beliau bersabda, "Tulislah ..." (HR Ibnu Katsir)

... Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ali, "Tulislah, wahai Ali ..." (HR Abu Ubaid) [2b]

2. Hadits tentang tugas katib kepada Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu:

Kharijah bin Zaid bin Tsabit meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit bahwa nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkannya untuk mempelajari tulisan (aksara) Yahudi, (lalu Zaid pun berkata) "Hingga aku menulis surat-surat untuk nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan membacakan surat-surat mereka apabila mereka menulis kepada beliau." (HR al-Bukhari) [3]

3. Hadits kepengurusan cincin (stempel) nabi shallallahu 'alaihi wa sallam oleh Mu'aiqib bin Abi Fathimah radhiyallahu 'anhu:

Muhammad bin Basyar meriwayatkan dari kakeknya, Mu'aiqib, yang berkata: "Cincin (stempel) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang terbuat dari besi yang disepuh dengan perak berada di tanganku." Mu'aiqib yang mengurusi cincin (stempel) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. (HR al-Bukhari, dalam at-Târîkh) [2c]

Masih cukup banyak hadits-hadits nabi seputar tugas katib/wazir at-tanfidz ini dalam berbagai urusan kenegaraan. Disebutkan oleh para ulama siroh bahwa nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memiliki sekitar 20 orang katib/wazir at-tanfidz. [2d]

Referensi:

[1] An-Nabhani, Muhammad Taqiyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Isma’il bin Yusuf, Muqaddimah ad-Dustûr au al-Asbâb al-Mûjibah Lahu, Beirut: Dar al-Ummah, 2009, cet. ke-2 (ed. mu’tamadah), juz 1/hlm. 112.

[2a] HT, Ajhizah Daulah al-Khilâfah, Beirut: Dar al-Ummah, 2005, cet. ke-1, hlm. 63.

[2b] Idem., hlm. 65-66.

[2c] Idem., hlm. 71.

[2d] Idem., hlm. 70.

[3] Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Isma'il, Shahîh al-Bukhari, Beirut: Dar Thuq an-Najah, 1422 H, cet. ke-1, juz 9/hlm. 76, no. hadits 7195. (Maktabah Syamilah: https://shamela.ws/book/1681/10734#p1)