2.1.2 Dalil as-Sunah
1. Hadits Riwayat Imam Muslim, No. 1851:
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
«مَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيْتََةً جَاهِليَّة»
"Barangsiapa yang mati sedangkan di lehernya tidak terdapat bai'at (kepada seorang khalifah/imam) maka matinya adalah mati jahiliyyah." (HR Muslim, no. 1851).
Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Umar ad-Dumaiji menjelaskan,
أن الرسول صلى الله عليه وسلم وصف من يموت وليس في عنقه بيعة بأنه مات ميتة جاهلية. والبيعة لا تكون إلا للخليفة ليس غير. هذا واضح الدلالة على وجوب نصب الخليفة لأنه إذا لم تكن في عنق كل مسلم بيعة لخليفة مات ميتة جاهلية ولهذا كان الحديث دليلا على وجوب نصب الخليفة
"Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menyifati orang yang mati sedang di lehernya tidak ada bai'at, sebagai mati jahiliyah. Padahal bai'at itu tidak ada kecuali bagi khalifah (imam). Ini adalah dalil yang jelas untuk wajibnya mengangkat seorang khalifah, sebab jika bai'at ini tidak ada di leher setiap muslim, maka dia akan mati secara mati jahiliyah. Maka hadits ini adalah dalil untuk wajibnya mengangkat seorang khalifah." [1]
Syaikh Nashiruddin al-Albani (w. 1420 H) rahimahullah menerangkan,
فإذًا البيعة المقصودة في هذا الحديث هو البيعة لخليفة المسلمين ... وإنما المقصود أنه يجب على المسلمين كلِّهم أن يسعَوا للتمهيد لإيجاد الجماعة المسلمة التي تختار رجلًا واحد في العالم الإسلامي كله يبايعونه ؛ لأنه سيحكمهم بكتاب الله وبحديث رسول الله - صلى الله عليه وآله وسلم - و وعلى - لا تنسوا - وعلى منهج السلف الصالح؛ ذلك هو الحقُّ المبين
"Jadi, bai'at yang dimaksud dalam hadits ini adalah bai'at kepada khalifah kaum muslimin. … Yang dimaksud di sini adalah bahwa seluruh kaum muslimin wajib berupaya untuk mempersiapkan pembentukan jama'ah muslim yang akan memilih satu orang pemimpin di seluruh dunia Islam untuk mereka bai'at. Pemimpin tersebut akan memerintah mereka dengan Kitab Allah (al-Qur’an), Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan —jangan lupa— di atas manhaj salafus shalih. Itulah kebenaran yang nyata." [2]
2. Hadits Riwayat Abu Dawud, No. 2708:
Dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda,
«إِذَا خَرَجَ ثَلَاثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ»
"Jika keluar tiga orang dalam sebuah perjalanan, maka hendaklah mereka mengangkat amir (pemimpin) salah satu dari mereka." (HR Abu Dawud, no. 2708).
Imam Ibnu Taimiyyah (w. 728 H) rahimahullah menerangkan,
فإذا كان قد أوجب في أقل الجماعات وأقصر الاجتماعات أن يولى أحدهم: كان هذا تنبيهًا على وجوب ذلك فيما هو أكثر من ذلك
"Jika syara' telah mewajibkan kepada jama'ah yang paling sedikit dan dengan interaksi yang paling minimal agar mengangkat seorang pemimpin yang mengurus mereka, maka ini adalah perumpamaan untuk wajibnya mengangkat pemimpin pada jama'ah yang lebih besar dari tiga orang." [3]
Referensi:
[1] Ad-Dumaiji, Abdullah bin Umar bin Sulaiman, Al-Imâmah al-‘Uzhmâ ‘Inda Ahl as-Sunnah wa al-Jamâ’ah, Iskandariyah: Mu’assasah at-Thabah li al-I’lam, 1434 H/2013 M, cet. ke-3, hlm. 47.
[2] Audio Soal-Jawab Syaikh al-Albani: ما صحَّة حديث : ( مَن مات وليس في عنقه بيعة مات ميتة الجاهليَّة ) ؟ - صوتيات وتفريغات الإمام الألباني
[3] Ibnu Taimiyyah, Al-Hisbah, Riyadh: Dar ‘Atha’at al-Ilm, 2019, cet. ke-4, hlm. 9. (Maktabah Syamilah: https://shamela.ws/book/7263/5#p4)