2.2 Urgensi Khilafah Menurut Para Ulama


Selain menerangkan status hukum keberadaan khilafah bagi umat Islam, para ulama juga menjelaskan urgensi-urgensinya, di antaranya sebagai berikut:

1. Umar bin al-Khatthab radhiyallahu 'anhu:

ثلاث لأن يكون النبي ﷺ بينهن لنا أحب إلي من الدنيا وما فيها: الخلافة، والكلالة، والربا

"Ada tiga perkara, yang jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkannya kepada kami, lebih aku sukai daripada dunia dan seisinya, yakni: al-khilâfah, al-kalâlah, dan riba."

Imam al-Hakim rahimahullah menyatakan bahwa ucapan Umar di atas riwayatnya shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim, meski keduanya tidak mengeluarkannya. [1]

2. Abdullah bin al-Mubarak (w. 181 H):

إنَّ الجماعة حبل الله فاعتصموا ... منه بعروته الوثقى لمن دانا كم يدفع الله بالسُّلطان معضلةً ... في ديننا رحمةً منه ودنيانا لولا الخلافة لم تأمن لنا سبلٌ ... وكان أضعفنا نهباً لأقوانا

"Sesungguhnya jama'ah itu adalah tali Allah, maka berpeganglah dengannya ... Dengan tali-Nya yang kokoh bagi siapa yang mendekat.

Betapa banyaknya Allah mengatasi masalah besar dengan kekuasaan ... Sebagai rahmat bagi agama dan dunia kita.

Seandainya tidak ada khilâfah, kita tidak akan merasakan keamanan di jalan-jalan ... Dan orang yang lebih lemah di antara kita akan menjadi mangsa bagi yang lebih kuat." [2]

3. Imam al-Haramain al-Juwaini (w. 478 H):

مهمتها حفظ الحوزة، ورعاية الرعية، وإقامة الدعوة بالحجة والسيف، وكف الخيف والحيف، والانتصاف للمظلومين من الظالمين، واستيفاء الحقوق من الممتنعين، وإيفاؤها على المستحقين

"Tugasnya (imâmah) adalah menjaga wilayah kekuasaan, mengurus rakyat, menegakkan dakwah dengan hujjah serta kekuatan (pedang), mencegah ketakutan dan ketidakadilan, memberikan keadilan kepada yang terzalimi dari para pelaku kezaliman, menuntut hak dari mereka yang menolak (menunaikannya), serta memberikan hak tersebut kepada yang berhak (menerimanya)." [3]

4. Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Umar ad-Dumaiji:

وقد علم أن الله سبحانه وتعالى أمر بأمور ليس في مقدور آحاد الناس القيام بها، ومن هذه الأمور إقامة الحدود وتجهيز الجيوش المجاهدة لنشر الإسلام، وإعلاء كلمة الله، وجباية الزكاة وصرفها في مصارفها المحددة، وسد الثغور وحفظ حوزة المسلمين، ونشر العدل ودفع الظلم، وقطع المنازعات الواقعة بين العباد .. إلى غير ذلك من الواجبات التي لا يستطيع أفراد الناس القيام بها، وإنما لا بد من إيجاد السلطة وقوة لها حق الطاعة على الأفراد، تقوم بتنفيذ هذه الواجبات، وهذه السلطة هي الإمامة

"Dan telah diketahui bahwa Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan beberapa perkara yang tidak dapat dilaksanakan oleh seorang individu secara personal, di antaranya adalah menegakkan hudûd, mempersiapkan pasukan yang berjihad untuk menyebarkan Islam, meninggikan kalimat Allah, memungut zakat dan menyalurkannya sesuai dengan yang telah ditentukan, menjaga perbatasan dan melindungi wilayah umat Islam, menegakkan keadilan, menghindarkan dari kezhaliman, menyelesaikan perselisihan antara hamba-hamba Allah, dan lain sebagainya yang merupakan kewajiban-kewajiban yang tidak bisa dilaksanakan oleh individu saja, melainkan harus ada otoritas (sulthoh) yang memiliki kekuatan untuk ditaati oleh individu-individu, yang melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut, dan otoritas (sulthoh) ini tiada lain adalah imâmah (khilâfah)." [4]


Referensi:

[1] Ibn Katsir, Imaduddin Abu al-Fida’ Isma’il bin ‘Umar, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Adhzîm, Beirut: Dar al-Kutub al-’Ilmiyyah, 1998, cet. ke-1, juz 2/hlm. 433. (Maktabah Syamilah: https://shamela.ws/book/23604/1002)

[2] Ibn Abdil Barr, Abu Umar Yusuf bin Abdullah bin Muhammad, Bahjat al-Majâlis wa Uns al-Mujâlis, hlm. 70-71. (Maktabah Syamilah: https://shamela.ws/book/558/71#p1)

[3] Al-Juwaini, Abdul Malik bin Abdullah bin Yusuf bin Muhammad, Ghiyâts al-Umam fî al-Tiyâts adz-Dzhulam, hlm. 22. (Maktabah Syamilah: https://shamela.ws/book/8323/19#p1)

[4] Ad-Dumaiji, Abdullah bin Umar bin Sulaiman, Al-Imâmah al-‘Uzhmâ ‘Inda Ahl as-Sunnah wa al-Jamâ’ah, Iskandariyah: Mu’assasah at-Thabah li al-I’lam, 1434 H/2013 M, cet. ke-3, hlm. 49.

results matching ""

    No results matching ""