5.11 Bait al-Mâl (Pusat/Pos Kas Negara)
Bait al-Mal (Pusat/Pos Kas Negara) merupakan sebuah badan yang bertanggung jawab atas setiap pendapatan dan belanja negara yang menjadi hak kaum muslimin. [1]
Dengan demikian, Bait al-Mal adalah tempat/pos penyimpanan berbagai pemasukan negara dan sekaligus menjadi tempat pengeluarannya. Bait al-Mal adalah lembaga yang bertugas memungut dan membelanjakan harta yang menjadi milik kaum muslimin. [2a]
Bait al-Mal berada di bawah pengawalan khalifah secara langsung atau di bawah kawalan orang yang dilantik untuk mengurusinya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terkadang menyimpan, memungut, dan membagikan sendiri harta kaum muslimin; terkadang beliau mengangkat orang lain untuk menanganinya. Begitu juga dengan khulafa' ar-rasyidin sesudah beliau, terkadang mengurusi sendiri urusan Bait al-Mal, dan terkadang mengangkat orang lain untuk mengurusinya.
Dalil terkait struktur ini adalah af'al (perbuatan) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, serta Ijma' Sahabat ridhwanullahi 'alaihim.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memiliki tempat penyimpanan harta di ruang minum (lihat: HR Muslim no. 1479) [3], terkadang beliau menyimpannya di kamar istri beliau untuk bergegas dibagikan (lihat: HR al-Bukhari no. 851) [4a], terkadang beliau juga memerintahkan agar harta dihamparkan di masjid sebagaimana ketika datang harta dari Bahrain untuk dibagikan kepada kaum muslimin (lihat: HR al-Bukhari no. 421). [4b]
Pada masa khulafa' ar-rasyidin, tempat penyimpanan harta itu kemudian disebut dengan Bait al-Mal.
Ibnu Saad menyebutkan di dalam ath-Thabaqât dari Sahal bin Abi Hatsmah dan yang lainnya, bahwa Abu Bakar radhiyallahu 'anhu memiliki Bait al-Mal di Sanah. Hanad telah menuturkan riwayat di dalam az-Zuhd dengan sanad yang baik dari Anas bahwa Umar bin al-Khatthab radhiyallahu 'anhu memberi bekal kepada seorang laki-laki yang hendak berjihad dari Bait al-Mal. [2b][5]
Ad-Darimi juga telah menuturkan riwayat dari Abdullah bin Umar terkait seorang yang meninggal dunia pada masa Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu, sedangkan ia tidak mempunyai satu orang pun ahli waris. Utsman kemudian memerintahkan agar hartanya dimasukkan ke Bait al-Mal. Ibnu Abdil Barr telah menuturkan riwayat di dalam al-Istidzkâr dari Anas bin Sirin, bahwa Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu pernah membagi-bagikan harta hingga mengosongkan Bait al-Mal. [2b]
Dalil-dalil lain tentang Bait al-Mal ini masih cukup banyak dijumpai dan masyhur di dalam hadist-hadits serta Ijma' Sahabat.
Referensi:
[1] Zallum, Abdul Qadim, Al-Amwâl fî Daulah al-Khilâfah, Beirut: Dar al-Ummah, 2004 M/1425 H, cet. ke-3 (ed. mu’tamadah), hlm. 13.
[2a] HT, Ajhizah Daulah al-Khilâfah, Beirut: Dar al-Ummah, 2005, cet. ke-1, hlm. 135.
[2b] Idem., hlm. 136-137.
[3] Lihat: Muslim, Abu al-Husain, Shahîh Muslim, Kairo: Mathba'ah Isa al-Babi al-Halabi wa Syurakah, al-muhaqqiq: Muhammad Fuad Abdul Baqi (w. 1388 H), 1955, juz 2/hlm. 1105, no. hadits 1479. (Maktabah Syamilah: https://shamela.ws/book/1727/3619#p4)
[4a] Lihat: Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Isma'il, Shahîh al-Bukhâri, Beirut: Dar Thuq an-Najah, 1422 H, cet. ke-1, juz 1/hlm. 170, no. hadits 851. (Maktabah Syamilah: https://shamela.ws/book/1681/1395#p1)
[4b] Lihat: Idem., juz 1/hlm. 91-92, no. hadits 421. (Maktabah Syamilah: https://shamela.ws/book/1681/707#p2)
[5] An-Nabhani, Muhammad Taqiyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Isma’il bin Yusuf, Muqaddimah ad-Dustûr au al-Asbâb al-Mûjibah Lahu, Beirut: Dar al-Ummah, 2009, cet. ke-2 (ed. mu’tamadah), juz 1/hlm. 118.