5.12 Al-I'lâm (Penerangan)


Kegiatan penerangan informasi merupakan perkara penting bagi dakwah dan negara. Adanya strategi informasi yang spesifik untuk memaparkan Islam dengan pemaparan yang kuat dan membekas akan mampu menggerakkan akal masyarakat agar mengarahkan pandangannya kepada Islam serta mempelajari dan memikirkan muatan-muatan Islam. Dengan demikian, kedudukan lembaga penerangan berhubungan langsung dengan khalifah sebagai instansi tersendiri. [1]

Ada pula perkara informasi yang memiliki kaitan sangat erat dengan keamanan negara yang menjadikan informasi itu tidak boleh disebarkan dan diumumkan tanpa perintah khalifah; yaitu informasi terkait kemiliteran, pergerakan pasukan, industri militer, dan sebagainya. [1]

Dalil terkait struktur ini adalah al-Qur'an dan as-Sunah.

Allah subahanahu wa ta'ala berfirman dalam al-Qur'an surat an-Nisa’ (4) ayat 83:

﴾وَإِذَا جَآءَهُمْ أَمْرٌ مِّنَ ٱلْأَمْنِ أَوِ ٱلْخَوْفِ أَذَاعُوا۟ بِهِۦ ۖ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى ٱلرَّسُولِ وَإِلَىٰٓ أُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ ٱلَّذِينَ يَسْتَنۢبِطُونَهُۥ مِنْهُمْ ۗ وَلَوْلَا فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُۥ لَٱتَّبَعْتُمُ ٱلشَّيْطَٰنَ إِلَّا قَلِيلًا﴿

"Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikuti setan, kecuali sebagian kecil saja (di antaramu)." (QS an-Nisa' [4]: 83)

Dalam hadits Ka'ab radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim (Muttafaqun 'alayhi) tentang Perang Tabuk:

كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ قَلَّمَا يُرِيدُ غَزْوَةً يَغْزُوهَا إِلَّا وَرَّى بِغَيْرِهَا حَتَّى كَانَتْ غَزْوَةُ تَبُوكَ فَغَزَاهَا رَسُولُ اللهِ ﷺ فِي حَرٍّ شَدِيدٍ وَاسْتَقْبَلَ سَفَرًا بَعِيدًا وَمَفَازًا وَاسْتَقْبَلَ غَزْوَ عَدُوٍّ كَثِيرٍ فَجَلَّى لِلْمُسْلِمِينَ أَمْرَهُمْ لِيَتَأَهَّبُوا أُهْبَةَ عَدُوِّهِمْ وَأَخْبَرَهُمْ بِوَجْهِهِ الَّذِي يُرِيدُ

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hampir tidak pernah menghendaki suatu peperangan yang akan beliau lakukan kecuali beliau menyembunyikannya dengan maksud lain, hingga tibalah Perang Tabuk. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berangkat menuju Tabuk dalam keadaan cuaca yang sangat panas, menempuh perjalanan yang jauh dan medan yang sulit, serta menghadapi musuh yang berjumlah besar. Maka beliau menjelaskan kepada kaum muslimin urusan mereka agar mereka dapat bersiap menghadapi musuh mereka. Beliau pun memberitahukan kepada mereka arah yang akan beliau tuju." (HR al-Bukhari & Muslim) [2][3]

Ada sejumlah dalil lainnya dalam as-Sunah. Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa kegiatan penerangan yang terkait dengan keamanan negara berhubungan langsung dengan khalifah atau struktur yang didirikan untuk tujuan tersebut. [4]


Referensi:

[1] HT, Ajhizah Daulah al-Khilâfah, Beirut: Dar al-Ummah, 2005, cet. ke-1, hlm. 143.

[2] Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Isma'il, Shahîh al-Bukhâri, Beirut: Dar Thuq an-Najah, 1422 H, cet. ke-1, juz 4/hlm. 48, no. hadits 2948. (Maktabah Syamilah: https://shamela.ws/book/1681/4671#p1)

[3] Muslim, Abu al-Husain, Shahîh Muslim, Kairo: Mathba'ah Isa al-Babi al-Halabi wa Syurakah, al-muhaqqiq: Muhammad Fuad Abdul Baqi (w. 1388 H), 1955, juz 4/hlm. 2128, no. hadits 2769. (Maktabah Syamilah: https://shamela.ws/book/1727/6951#p1)

[4] An-Nabhani, Muhammad Taqiyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Isma’il bin Yusuf, Muqaddimah ad-Dustûr au al-Asbâb al-Mûjibah Lahu, Beirut: Dar al-Ummah, 2009, cet. ke-2 (ed. mu’tamadah), juz 1/hlm. 118.

results matching ""

    No results matching ""